Viral: Bocah SD di Cirebon depresi usai ponsel dijual ibunya, Dinas pendidikan melakukan pendampingan untuk pemulihan.

Lambe Katy – Di era digital saat ini, gawai atau ponsel pintar telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak.

Baca Juga:

Alice Norin: Berjuang dan Berhasil Melawan Kanker Sarkoma

Namun, di balik penggunaannya yang meluas, terdapat potensi dampak negatif yang serius terhadap kesehatan mental, terutama pada anak-anak yang berada di lingkungan keluarga dengan kondisi ekonomi tertekan.

Kasus ARD, seorang siswa kelas 6 SDN Sidamulya, Kota Cirebon, menyoroti masalah ini dengan sangat tajam.

Kronologi Kejadian

Pada suatu hari di bulan September 2023, sebuah keputusan yang tampaknya sederhana oleh seorang ibu untuk menjual telepon seluler milik anaknya, ARD, yang berusia 13 tahun, memicu serangkaian peristiwa yang mengkhawatirkan.

Keputusan tersebut diambil karena desakan ekonomi yang tidak bisa dihindari, namun konsekuensinya jauh lebih besar dari yang bisa dibayangkan.

Simak Juga

Comeback ZEROBASEONE: Gebrakan Baru di Dunia K-Pop

Telepon seluler, yang dibeli dari tabungan ARD sendiri, tidak hanya sebagai alat komunikasi tapi juga sebagai media pembelajaran dan hiburan bagi ARD.

Hilangnya ponsel tersebut bukan hanya berarti kehilangan barang, tapi juga kehilangan akses ke dunia luar dan sarana untuk belajar dan berinteraksi dengan teman-temannya.

Dampak psikologis kehilangan ini besar; ARD menunjukkan gejala depresi dan kecemasan parah, marah, dan mengamuk sering.