Lambe Katy – Nama Nissa Sabyan kembali jadi perbincangan hangat di jagat maya. Vokalis grup musik religi Sabyan Gambus ini baru saja mengalami momen tak mengenakkan saat tampil di panggung. Dalam sebuah video yang viral, ia diteriaki “pelakor” oleh penonton. Kejadian ini sontak mencuri perhatian publik, terutama setelah video lain menunjukkan Nissa menangis tersedu-sedu di tengah penampilannya. Namun, bukannya larut dalam drama, Nissa memilih menanggapi insiden itu dengan kepala dingin. Ia menyebut hujatan semacam itu sebagai risiko yang harus ia terima sebagai figur publik.

Tangis Nissa di Panggung

Kejadian bermula saat Nissa Sabyan tampil di Takalar Fest 2025, yang digelar di Alun-alun Makkatang Daeng Sibali, Kabupaten Takalar, pada 8 Februari lalu. Dalam video yang beredar, terlihat seorang penonton mengangkat ponsel dengan tulisan “pelakor” di layar, tepat saat Nissa menyanyikan lagu “Ya Maulana”. Tak lama setelah itu, Nissa tampak tak kuasa menahan emosi. Ia terduduk di panggung, mengusap air mata, dan berhenti bernyanyi sejenak. Momen ini langsung viral di media sosial, memicu beragam reaksi dari warganet. Ada yang bersimpati, tapi tak sedikit pula yang mencibir, mengaitkan insiden ini dengan kontroversi masa lalunya.

Dugaan banyak orang, tangisan Nissa dipicu oleh teriakan tersebut. Label “pelakor” memang bukan hal baru baginya. Sejak 2021, ia terseret isu perselingkuhan dengan Ayus Sabyan, keyboardis sekaligus pendiri Sabyan Gambus. Skandal itu mencuat setelah istri Ayus saat itu, Ririe Fairus, menggugat cerai pada Maret 2021. Belakangan, pada Juli 2024, Nissa dan Ayus diketahui menikah secara tertutup di Bekasi. Meski sudah resmi menjadi pasangan suami istri, cap “pelakor” tampaknya masih melekat erat di mata sebagian publik.

Menariknya, Nissa tak tinggal diam atas hujatan itu. Dalam sebuah wawancara yang diunggah akun Instagram @rumpii_asiik pada Rabu (5/3), ia bersama Ayus dan rekan Sabyan lainnya memberikan tanggapan. Dengan nada tenang, Nissa mengaku sedang belajar sabar. “Pertama ya belajar harus terus sabar sih, karena mau nggak mau itu risiko,” katanya. Ia menambahkan bahwa sebagai publik figur, ia harus siap menghadapi komentar negatif. Sikapnya yang santai justru memancing reaksi beragam, dari dukungan hingga sindiran tajam.

Risiko Jadi Figur Publik

Kontroversi yang membayangi Nissa memang tak pernah benar-benar reda. Setelah skandal 2021, kariernya sempat terpuruk. Sabyan Gambus yang dulu sering tampil di acara besar mulai sepi job. Bahkan, mereka pernah manggung di gang sempit pada 2022, sebuah langkah yang oleh warganet disebut sebagai “karma”. Namun, perlahan Nissa bangkit. Penampilannya di Takalar Fest membuktikan ia masih punya penggemar setia, meski diwarnai insiden tak menyenangkan.

Di media sosial, respons warganet terbelah dua. Ada yang salut dengan ketegaran Nissa menghadapi hujatan. “Dia manusia biasa, wajar kalau sedih. Tapi salut dia tetap lanjut nyanyi,” tulis seorang netizen. Namun, ada pula yang tak bisa melupak masa lalu. “Pelakor ya pelakor, nangis pun gak bakal hapus cap itu,” komentar netizen lain. Perdebatan ini menunjukkan bahwa publik masih sulit berdamai dengan kisah cinta Nissa dan Ayus.

Pernikahan mereka pada 4 Juli 2024 memang jadi babak baru, tapi juga membuka luka lama. Kepala KUA Pondok Gede, Ahmad Sumroni, mengonfirmasi bahwa pernikahan itu digelar sederhana dengan mahar Rp200 ribu dan cincin emas 3 gram. Ririe Fairus, mantan istri Ayus, pernah menyatakan tak ingin mengungkit masa lalu demi anak-anaknya. Sikap dewasa Ririe kontras dengan hujatan yang masih dialamatkan pada Nissa.

Terlepas dari pro dan kontra, Nissa Sabyan tampak berusaha move on. Ia fokus pada karier dan menjalani hidup bersama Ayus. Insiden di panggung mungkin menyakitkan, tapi baginya, itu hanya bagian dari perjalanan. “Dijalanin aja, enjoy,” ujarnya dalam wawancara. Kalimat itu seolah jadi mantra Nissa untuk tetap berdiri tegak di tengah badai kritik. Bagi penggemar, suaranya tetap memikat. Tapi bagi yang skeptis, cap “pelakor” mungkin akan terus jadi bayang-bayang. Waktu yang akan menjawab apakah publik akhirnya bisa menerima Nissa apa adanya.