Kronologi perundungan di sekolah BSD yang melibatkan anak artis, mengungkap fakta dan dampak serius bagi korban dan lingkungan sekolah.

Lambe KatyPerundungan atau bullying merupakan isu serius yang sering terjadi di lingkungan sekolah. Baru-baru ini, sebuah kasus perundungan yang diduga melibatkan anak dari figur publik Vincent Rompies menjadi sorotan. Kejadian ini terjadi di sebuah sekolah ternama di Kawasan BSD, Tangerang Selatan, memicu kekhawatiran akan keselamatan anak didik di lingkungan pendidikan.

Geng Pelaku Perundungan

Dalam peristiwa ini, terungkap adanya sebuah geng yang beroperasi di sekolah tersebut. Geng ini, yang telah ada selama sembilan generasi, dikenal dengan aturan ketat dan hirarki yang jelas di antara anggotanya. Pemimpin geng, yang hanya diidentifikasi dengan inisial A, memiliki wewenang penuh dalam perekrutan anggota baru.

Calon anggota diharuskan mengikuti serangkaian proses yang tidak hanya menguji fisik tapi juga mental. Dari berkumpul di tempat tertentu hingga menjalani hukuman fisik dan penghinaan sebagai bagian dari proses inisiasi, setiap tahapan dirancang untuk memastikan ketaatan dan kesetiaan kepada geng.

Bagi anggota yang berhasil melewati proses inisiasi, berbagai manfaat menanti, termasuk perlakuan khusus di lingkungan sekolah. Namun, bagi yang tidak tergabung, risiko menjadi korban perundungan menjadi sangat tinggi, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh geng ini di lingkungan sekolah.

Lokasi Kumpul dan Aktivitas Geng

Setelah jam sekolah, anggota geng biasanya berkumpul di tempat yang dikenal sebagai Warung Ibu Gaul. Di sini, berbagai aktivitas dilakukan, mulai dari vaping hingga aksi perundungan terhadap anggota baru.

Kasus perundungan yang terjadi di Tangerang Selatan ini menggambarkan betapa kompleks dan mendalamnya masalah perundungan di lingkungan pendidikan. Pentingnya kesadaran dan tindakan kolektif dari semua pihak, termasuk sekolah, orang tua, dan masyarakat, menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini.

Dengan mengungkap kasus-kasus seperti ini, diharapkan ada langkah konkret yang dapat diambil untuk mencegah terulangnya perundungan di sekolah dan lingkungan pendidikan lainnya.