Kasus ARD menunjukkan pentingnya memahami dampak psikologis dari tekanan ekonomi dan kehilangan akses teknologi pada anak-anak.
Penting bagi orang tua dan pendidik untuk mengenali tanda-tanda perubahan perilaku pada anak-anak sebagai indikator adanya masalah lebih dalam.
Sebagai langkah preventif, sekolah dan orang tua dapat bekerja sama lebih erat dalam memonitor penggunaan gawai oleh anak-anak.
Simak Juga
Sorotan Publik: Kontroversi Calon Suami Ayu Ting Ting
Pendidikan tentang penggunaan internet dan gawai yang sehat perlu ditingkatkan, tidak hanya di sekolah tapi juga di rumah.
Kasus ARD mengajarkan kita bahwa dampak psikologis dari perubahan kecil dalam kehidupan seorang anak bisa sangat besar.
Kehilangan akses gawai mungkin terdengar sepele bagi orang dewasa, tetapi bagi anak seperti ARD, hal itu serasa kehilangan seluruh dunianya.
Penting bagi setiap stakeholder, termasuk keluarga, sekolah, dan pemerintah, untuk lebih peka terhadap kesehatan mental anak-anak kita.
Huawei siap mengguncang pasar smartphone dengan Mate 80 yang hadir membawa desain kamera baru, lebih…
Rizky Febian curi perhatian publik lewat sikap lembut dan romantisnya pada Mahalini setelah sang istri…
Apple resmi buka pre-order iPhone 17 Series dan iPhone Air di Indonesia mulai 10 Oktober.…
Pinkan Mambo kembali jadi sorotan usai mencium suaminya, Arya Khan, di atas panggung Synchronize Festival…
Lenovo resmi merilis dua laptop Legion 5i. Keduanya dirancang untuk gaming dan konten kreator dengan…
El Rumi resmi melamar Syifa Hadju di Swiss. Momen penuh haru ini disertai pesan manis…