Vicky Prasetyo Akui Dibayar Fantastis Demi Cinta Palsu
Daftar Isi
- 1 “Dulu Bayarannya Rp1,8 Miliar”
- 2 Popularitas Lebih Laku dari Prestasi
- 3 Bayaran Settingan Bisa Capai Miliaran
- 4 Cinta Settingan vs Cinta Sejati
- 5 Dunia Hiburan dan Ilusi Popularitas
- 6 Vicky dan Citra Sensasional yang Sulit Lepas
- 7 Settingan dan Realita
- 8 Antara Hiburan dan Kebenaran
- 9 Uang, Cinta, dan Popularitas
Lambe Katy – Nama Vicky Prasetyo kembali jadi sorotan setelah pengakuannya di acara OTW Trans7 mencuat ke publik. Ia secara terang-terangan mengaku pernah menerima bayaran hingga Rp1,8 miliar untuk menjalani hubungan cinta palsu alias settingan.
Ucapan Vicky itu langsung bikin netizen bergeming. Pasalnya, angka yang disebutkan bukan nominal kecil. Bahkan, banyak yang kaget mendengar betapa “laku”-nya hubungan palsu di dunia hiburan.
Vicky menjelaskan, tawaran seperti itu bukan hal baru di industri selebriti. Menurutnya, praktik settingan sudah lama jadi rahasia umum di kalangan artis dan produser hiburan. Tujuannya? Satu, menaikkan popularitas dalam waktu singkat.
“Dulu Bayarannya Rp1,8 Miliar”
Dalam acara yang tayang pada Minggu (12/10), Vicky tampak santai saat menceritakan pengalaman pribadinya. Ia mengaku pernah menerima tawaran kerja sama yang sangat menggiurkan hanya untuk berpura-pura menjalin hubungan romantis.
“Kadang-kadang tawarannya fantastis. Dulu ya, Rp1,8 miliar,” ujar Vicky di depan kamera dengan ekspresi serius. Vicky menyebut dirinya sempat tergoda karena angka itu luar biasa besar.
Namun di sisi lain, ia juga menganggap hal tersebut bagian dari dinamika dunia hiburan yang penuh drama. “Di satu sisi ada rasa ngebantu karier dia juga, ada momen beda-beda,” lanjutnya.
Kalimat itu seakan membuka tabir kelam industri hiburan yang lebih mengutamakan gosip ketimbang karya. Bagi Vicky, settingan adalah strategi cepat agar seseorang bisa naik daun tanpa harus punya prestasi besar.
Popularitas Lebih Laku dari Prestasi
Vicky juga menjelaskan alasan di balik suburnya praktik settingan di kalangan artis. Menurutnya, di dunia hiburan, berita percintaan lebih mudah “menjual” daripada pencapaian profesional.
Ia bahkan dengan jujur menyebut bahwa gosip asmara punya daya tarik yang jauh lebih besar dibanding karya nyata. “Karena dulu kayak casting-casting atau apa pun, kalahnya sama berita gosip. Semua kalah, kalau berita gosip tuh langsung ke atas,” katanya.
Pernyataan itu menyindir realita pahit industri hiburan modern, di mana popularitas seringkali lebih penting dari kualitas. Nama bisa terkenal dalam semalam, cukup dengan isu cinta atau sensasi yang dirancang rapi di balik layar.
Bayaran Settingan Bisa Capai Miliaran
Dalam pengakuannya, Vicky nggak cuma membahas satu kasus saja. Ia mengungkap bahwa bayaran untuk menjalani hubungan pura-pura ini sangat bervariasi. Ada yang bernilai ratusan juta, tapi nggak jarang juga mencapai miliaran rupiah.
“Ada yang Rp500 juta, sampai Rp1,5 miliar,” ungkapnya tanpa menutupi fakta. Jumlah yang disebutkan membuat publik terbelalak.
Siapa sangka, hubungan yang terlihat penuh cinta di depan kamera ternyata bisa jadi bagian dari skenario bisnis besar.
Sudah lama praktik semacam ini berjalan dan melibatkan banyak pihak, mulai dari artis, manajer, hingga pihak televisi yang ingin mendongkrak rating.
Cinta Settingan vs Cinta Sejati
Meskipun pernah terlibat dalam hubungan palsu, Vicky menegaskan bahwa nggak semua kisah asmaranya adalah rekayasa. Ia bahkan menyesalkan, hubungan nyatanya justru sering disangka settingan, sementara yang settingan malah dipercaya publik.
“Saya sama Zaskia misalkan, real, saya bersaksi. Itu terjadi apa adanya, kisahnya begitu,” ucapnya tegas.
Ia juga menyinggung kisah lamanya dengan Angel Lelga, yang sempat jadi sorotan karena pernikahan megah dan kontroversial mereka. Vicky mengingat dengan detail momen pernikahan itu.
“Sama Angel Lelga, saya menikahkan dia benar, lompat dari helikopter, cincin nyemplung, giliran yang benarnya dibilang setting-an, giliran yang setting-an dibilang benaran,” tambahnya dengan nada kecewa.
Dunia Hiburan dan Ilusi Popularitas
Apa yang diungkap Vicky sebenarnya bukan hal baru, tapi tetap menggugah rasa penasaran publik. Hubungan settingan seolah jadi bagian dari strategi industri hiburan untuk menciptakan ilusi cinta di depan kamera.
Banyak artis yang mungkin awalnya menolak, tapi akhirnya tergoda karena alasan profesional maupun finansial. Bagi sebagian orang, cinta palsu di layar kaca bisa jadi batu loncatan menuju popularitas yang lebih besar.
Namun di balik itu, muncul pertanyaan klasik: apakah publik sebenarnya ingin hiburan atau keaslian? Di tengah derasnya arus media sosial, batas antara kenyataan dan rekayasa makin tipis. Vicky Prasetyo, sadar atau nggak, jadi contoh nyata dari paradoks itu.
Vicky dan Citra Sensasional yang Sulit Lepas
Selama bertahun-tahun, Vicky dikenal dengan image flamboyan dan sensasional. Mulai dari gaya bicara yang khas, kisah cinta yang selalu jadi headline, hingga tingkah nyeleneh yang sering viral.
Namun, di balik semua itu, ada sisi manusiawi yang jarang terlihat. Citra yang melekat padanya mungkin sulit diubah, tapi setidaknya publik tahu bahwa di balik sensasi, ada alasan logis yang kadang nggak banyak orang pahami.
Settingan dan Realita
Dari semua pengakuan Vicky, satu hal jadi jelas, batas antara fakta dan fiksi di dunia hiburan itu sangat tipis. Kamu mungkin tertawa melihat drama percintaan artis di televisi, tapi siapa tahu, semua itu hanya bagian dari skenario.
Vicky sendiri mengakui, kadang publik terlalu cepat menilai. Saat dia sungguh-sungguh mencintai, justru dikira akting. Namun, ketika akting, malah dianggap cinta sejati.
Citra bisa menutupi realita, dan di dunia hiburan, kebenaran kadang kalah dari narasi yang lebih menarik.
Antara Hiburan dan Kebenaran
Kalau kamu pikir pengakuan Vicky cuma sekadar sensasi, coba pikir lagi. Ia sebenarnya sedang menyoroti sisi lain dunia hiburan yang jarang dibicarakan secara terbuka.
Bahwa ada harga tinggi untuk sebuah popularitas, dan kadang cinta pun bisa jadi kontrak kerja. Mungkin itu sebabnya, Vicky terlihat tenang saat menceritakan semuanya.
Ia tahu, publik akan tetap membicarakan, entah percaya atau tidak. Yang penting baginya, cerita ini jadi pelajaran tentang bagaimana industri bisa mengemas apapun menjadi tontonan menarik, bahkan cinta sekalipun.
Uang, Cinta, dan Popularitas
Kisah Vicky Prasetyo dibayar Rp1,8 miliar untuk pacaran settingan membuka mata banyak orang. Bahwa dunia hiburan nggak selalu seindah yang terlihat di layar kaca. Ada strategi, ada perhitungan, bahkan ada drama yang sengaja diciptakan demi rating.
Namun dibalik semua itu, ada sosok Vicky yang masih percaya pada cinta sungguhan, meski sering disalahartikan. Baginya, settingan hanyalah bagian dari perjalanan panjang karier di dunia hiburan.
Cinta sejati mungkin nggak bisa dibayar, tapi di dunia yang serba publikasi, segalanya bisa terlihat seolah nyata. Jadi, ketika kamu melihat kisah cinta artis di media sosial atau televisi, mungkin ada baiknya menahan diri dulu sebelum menilai.
Karena seperti kata Vicky, “Giliran yang benarnya dibilang setting-an, giliran yang setting-an dibilang benaran.” Dan di situlah letak paradoks terbesar dunia hiburan Indonesia.
Sumber : www.insertlive.com