Tamara Tyasmara menjalani asesmen forensik untuk kasus anaknya, mengungkap detail krusial dalam penyidikan.

Lambe Katy – Dalam dinamika yang terus bergerak cepat, peristiwa yang melibatkan Tamara Tyasmara menjadi titik fokus yang tidak hanya mengundang rasa penasaran publik tapi juga menimbulkan pertanyaan mendalam tentang aspek hukum dan psikologi yang terkait. Kamis sore, 15 Februari 2024, Tamara Tyasmara datang ke Biro SDM Polda Metro Jaya bersama kuasa hukum, Sandy Arifin. Keperluan kunjungan ini bukan tanpa alasan, melainkan merupakan bagian dari rangkaian proses penyidikan yang sedang berlangsung terkait dengan meninggalnya anak beliau, Dante.

Baca Juga:

Cinta LDR Ayu Ting Ting dan Fardana

Proses Asesmen Psikologi Forensik: Langkah Demi Langkah

Tamara Tyasmara mengikuti asesmen psikologi forensik selama tiga jam, menuntut ketahanan mental dan kejernihan dalam mengungkap fakta serta perasaan. Asesmen ini dianggap penting karena memberikan wawasan tambahan kepada penyidik terkait kondisi psikologis seseorang dalam konteks hukum dan investigasi.

Dalam sesi asesmen tersebut, Tamara dihadapkan dengan sepuluh pertanyaan yang mendalam, menuntut refleksi dan kejujuran. Meski pertanyaan dirahasiakan, setiap pertanyaan dirancang untuk mengerti dinamika psikologis yang berpengaruh pada tragedi Dante.

Keterlibatan dan Peran Sandy Arifin

Sandy Arifin, sebagai kuasa hukum Tamara Tyasmara, memainkan peran penting dalam mendampingi kliennya melalui proses yang menegangkan ini. Meskipun tidak diperkenankan masuk ke dalam ruangan asesmen karena sifat pembicaraan yang rahasia, Sandy tetap memberikan dukungan moral dan hukum kepada Tamara.

Kehadiran Sandy menunjukkan pentingnya dukungan hukum yang kuat dalam kasus-kasus sensitif seperti ini, di mana setiap kata dan tindakan dapat memiliki implikasi hukum yang signifikan. Keterbukaan Sandy dalam berkomunikasi dengan media menegaskan transparansi dan keseriusan dalam menghadapi proses hukum yang sedang berlangsung.

Pentingnya Asesmen Psikologi Forensik

Asesmen psikologi forensik dalam kasus Tamara Tyasmara bukan hanya sebatas formalitas. Proses ini esensial dalam penyidikan, mengungkap kondisi mental terduga dan interaksinya dengan peristiwa yang diselidiki. Asesmen ini membantu penyidik mendapatkan informasi berharga untuk membentuk kasus dan memahami dinamika psikologis yang berperan.

Kejadian yang menimpa Tamara Tyasmara dan keluarganya adalah tragedi yang membangkitkan banyak pertanyaan. Proses hukum yang sedang berlangsung, termasuk asesmen psikologi forensik, adalah upaya untuk mendapatkan kejelasan dan, pada akhirnya, keadilan. Keseriusan dan ketelitian dalam proses ini menunjukkan komitmen untuk mencari kebenaran dan keadilan, serta mengajarkan pentingnya dukungan psikologis dan hukum dalam situasi sulit.