Rizky Febian dan Mahalini merayakan Nyepi di Bali, menunjukkan toleransi dan kebersamaan melalui partisipasi dalam tradisi lokal.

Lambe Katy – Dalam semangat yang hangat dan penuh kebersamaan, Rizky Febian menggenggam erat tangan Mahalini, calon pendamping hidupnya, di saat mereka bersama-sama merayakan malam Pengerupukan dan hari suci Nyepi di Bali. Kebersamaan ini tidak hanya menjadi momen yang berharga bagi keduanya tetapi juga menjadi simbol toleransi dan keberagaman budaya yang kaya.

Baca Juga:

Gaya Reza Rahadian Promosi Film

Kehangatan Malam Pengerupukan

Momen ini, yang diabadikan dan dibagikan Rizky Febian melalui akun Instagram pribadinya, memperlihatkan betapa mereka berdua tenggelam dalam suasana sakral malam Pengerupukan. Terlihat jelas bagaimana Iki, sapaan akrab Rizky, dengan bangga mengenakan udeng, menunjukkan penghargaannya terhadap budaya Bali. Bersama Mahalini, mereka ikut serta dalam prosesi mengangkat ogoh-ogoh, menegaskan kembali pentingnya menjaga tradisi dan budaya.

Respons Netizen

Tanggapan dari para pengikut di media sosial bermacam-macam, menggambarkan sebuah spektrum respons yang luas terhadap perayaan budaya yang dilakukan oleh Rizky dan Mahalini. Sementara banyak yang memberikan dukungan, tidak sedikit pula yang menyuarakan kekhawatiran mereka terkait perbedaan agama. Namun, Mahalini dengan bijaksana mengingatkan semua orang tentang pentingnya saling menghargai dan menghindari fitnah.

Pesan Toleransi Melalui Senyuman dan Tradisi

Di tengah berbagai tanggapan, pesan utama menekankan pentingnya toleransi dan penghargaan keberagaman melalui aksi nyata. Rizky Febian dan Mahalini, partisipasi dalam Pengerupukan dan Nyepi, tunjukkan cinta, hormat budaya sebagai jembatan hubung perbedaan.

Perayaan Nyepi dan Pengerupukan oleh Rizky Febian dan Mahalini bukan hanya sekedar peristiwa tahunan. Ini mencerminkan bagaimana budaya, tradisi menyatukan, ajarkan pentingnya toleransi, kebersamaan, dan pengertian bersama. Harapan untuk masa depan, semoga lebih banyak cerita inspiratif dimana budaya dan tradisi menjadi titik pertemuan untuk saling menghargai dan memahami.