Daftar Isi
Estimated reading time: 4 minutes
Lambe Katy – Nama Resbob menjadi pusat perhatian lagi setelah cuplikan ucapannya tersebar luas dan memantik amarah publik. Tanpa menunggu lama, video itu menyebar, karena topiknya menyentuh identitas budaya, isu yang selalu sensitif.
Begitu video itu muncul di beranda banyak orang, pembicaraan langsung meluas. Sosok Resbob, kakak dari Bigmo, kembali disorot lewat sisi yang nggak banyak orang duga. Ucapannya dianggap merendahkan suku Sunda dan fans sepak bola dari Bandung.
Resbob kelihatan nggak menyangka bahwa konten yang diucapkan saat streaming bisa menyulut reaksi sedahsyat itu. Dalam video, ia melontarkan kalimat yang membuat banyak netizen, terutama masyarakat Sunda, meradang.
Nada tutur dalam video tersebut memang terdengar emosional, dan itulah yang jadi pemicu ramainya komentar pedas di linimasa. Beberapa detik pernyataannya sudah cukup buat publik meledak.
Potongan ucapannya tersebar, dikutip ulang oleh berbagai akun, dan dibahas di forum-forum yang biasanya fokus gosip hiburan. Reaksi cepat itu membuat situasinya sulit dibendung, Resbob akhirnya angkat bicara.
Resbob memilih menyampaikan permintaan maaf lewat akun TikToknya. Nada suaranya terdengar berat, dan ia banyak menjelaskan bahwa dirinya pun kaget dengan perkataan yang berhasil keluar dari mulutnya.
Ia mengawali klarifikasinya dengan pengakuan bahwa ia merasa wajib menjelaskan duduk perkaranya. Resbob menceritakan bahwa ia diingatkan banyak pihak bahwa ucapannya telah menyinggung suku tertentu, yaitu suku Sunda.
Ia menekankan bahwa dirinya masih seperti nggak percaya bahwa kata-kata itu terlontar darinya sendiri. Alasan yang ia berikan cukup personal. Resbob mengatakan sejak kecil ia diasuh oleh seorang perempuan berdarah Sunda yang ia panggil ibu sambung.
Sosok dari Tasikmalaya itu, menurutnya, sangat berjasa membentuk hidupnya. Ia juga menyebut bahwa ia dibimbing seorang kiai asal Majalengka yang ia hormati, Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim.
Baginya, kedua figur itu adalah representasi penting orang Sunda yang justru memberinya kasih sayang dan ilmu sejak ia kecil hingga dewasa. Pernyataan-pernyataan itu disampaikan untuk menegaskan bahwa dirinya nggak pernah menyimpan kebencian.
Apalagi niat buruk, terhadap suku Sunda. Ia menyebut semua itu sebagai kecelakaan murni yang keluar saat dirinya sedang nggak dalam kondisi sadar. Ia meminta maaf lahir batin dan berharap segala kekeliruan itu bisa dimaafkan. Namun, masalahnya nggak sesederhana itu.
Walaupun klarifikasi sudah disampaikan, warganet, khususnya yang berasal dari Sunda, merasa ucapannya terlalu berat untuk langsung dimaafkan. Banyak orang menganggap ucapannya bukan kesalahan kecil yang bisa lewat begitu saja.
Komentar-komentar yang masuk terkesan tegas, bahkan keras. Beberapa pengguna TikTok menuliskan bahwa permintaan maafnya belum cukup. Ada pula yang menyarankan agar urusan ini diselesaikan lewat mekanisme adat.
Narasi ini cepat mendapat sambutan dari pengguna lain yang merasa bahwa ucapan tersebut menyentuh ranah kehormatan budaya.Meskipun sebagian kecil ada yang berusaha lebih bijak, mayoritas tetap menolak permintaan maaf Resbob.
Reaksi tersebut menunjukkan bahwa publik merasa terlibat secara emosional terhadap isu ini. Video klarifikasinya tetap ditonton oleh banyak orang, namun simpati nggak mengalir seperti yang harapannya.
Ada beberapa alasan kenapa kasus ini terasa viral jauh melebihi lingkup biasa. Pertama, isu yang menyangkut identitas budaya memang sangat sensitif di Indonesia. Sedikit saja ada ucapan yang dianggap merendahkan, respons publik cepat mengeras.
Kedua, Resbob sudah dikenal luas sebagai figur yang sering tampil di internet. Sosok publik seperti dirinya memang selalu berada di bawah sorotan, dan kesalahan yang ia lakukan cenderung mendapat reaksi lebih besar.
Ketiga, proses viralnya sangat cepat. Begitu akun-akun besar mengunggah ulang potongan videonya, diskusi langsung membesar. Kontroversi semacam ini mudah menjadi bahan pembentukan opini massal, apalagi ketika menyentuh sentimen kolektif.
Kalau mengikuti alurnya dari awal, kasus ini berjalan lengkap dengan ketegangan, klarifikasi, dan reaksi netizen. Resbob, dalam narasinya, menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang justru dekat dengan budaya Sunda sepanjang hidupnya.
Ia menyebut masa kecilnya yang diasuh ibu sambung berdarah Sunda, serta kedekatannya dengan guru besar asal Majalengka. Semua itu berhasil membentuk citra bahwa pernyataannya itu muncul dari kondisi emosional dan nggak sadar akibat alkohol.
Meski begitu, penjelasan emosionalnya belum menggerakkan publik untuk ikut meredakan kontroversi. Justru setelah klarifikasi, video reaksinya kembali dipotong-potong dan dijadikan bahan bahasan.
Meski klarifikasinya sudah cukup panjang, komentar warganet makin menggema. Di ruang komentar, terdapat beragam suara. Salah seorang pengguna menuliskan, “Siapa yg nggak setuju permintaan maaf dia gaes???”.
Komentar lain menegaskan, “TIDAK ADA KATA MAAF, HARUS HUKUM ADAT”. Ada juga komentar yang menyatakan: “MAAF SAYA SEBAGAI ORANG SUNDA, MENOLAK PERMINTAAN MAAF ANDA”
Melihat reaksi yang muncul, drama ini belum terlihat akan mereda. Nama Resbob terus diperbincangkan di berbagai platform. Komentar, duplikasi konten, dan opini panjang masih bermunculan.
Walaupun Resbob sudah menyampaikan permintaan maaf, publik belum siap meredam kemarahan. Hal ini menunjukkan bagaimana harus ekstra hati-hati dengan ucapan yang mereka lontarkan. Yang jelas, eksposur besar datang dengan konsekuensi tak kecil.
Meski ia sudah mengajukan klarifikasi panjang yang terasa tulus, respons publik tetap keras. Situasi ini menegaskan bahwa identitas budaya bukan hal remeh yang bisa disinggung sembarangan.
Apakah drama ini akan berakhir dalam waktu dekat? Belum ada tanda-tanda ke arah sana. Yang pasti, netizen masih mengikuti kisah ini dengan penuh rasa penasaran. Apalagi kelanjutannya apakah hanya damai atau lanjut ke proses hukum.
Sumber : www.suara.com
Drama permintaan maaf Inara Rusli pada Wardatina memanas ketika kondisi mental Inara sedang turun, sementara…
Vonis diperberat jadi 6 tahun penjara untuk Nikita Mirzani, dan ia punya 14 hari untuk…
Putusan banding untuk Nikita Mirzani menambah panas drama kasusnya. Vonis naik jadi enam tahun dan…
Suasana duka berubah jadi sorotan setelah penampilan Azizah Salsha di rumah duka ayah Pratama Arhan…
Kabar duka menyelimuti Pratama Arhan setelah sang ayah berpulang di Blora, meninggalkan gelombang simpati dari…
Perceraian verstek Na Daehoon dan Jule akhirnya muncul ke publik, lengkap dengan hak asuh dan…