Kritik Pujan ‘FNS’ Mehta terhadap Favoritisme Riot
Ketidakkonsistenan Riot dalam menangani pelanggaran pemain menyoroti masalah dalam produksi dan etika esports Valorant.
Lambe Katy – Dunia esports Valorant telah berkembang pesat, mendapatkan perhatian besar dari komunitas global. Namun, ada masalah serius yang sering terabaikan: bagaimana Riot Games menangani produksi turnamen mereka, khususnya Valorant Champions Tour (VCT).
Sebagai platform utama bagi pemain profesional untuk menunjukkan keahlian mereka, banyak yang mengharapkan lingkungan yang adil dan menghormati setiap peserta.
Baca Juga:
Piala Dunia Esports 2024: Jadwal Permainan, dan Lainnya
Namun, kejadian terkini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan dalam pendekatan Riot terhadap profesionalisme dan standar dalam siaran mereka.
Perlakuan Berbeda Antara Pemain dan Produksi Riot
Salah satu contoh yang menonjol adalah insiden dengan Pujan “FNS” Mehta, mantan pemain profesional yang kini menjadi streamer populer.
Selama siaran VCT Americas, tim produksi Riot memilih untuk menyoroti pertandingan lamanya dengan NRG, dimana statistik buruknya dipertontonkan secara terbuka.
Kejadian ini memicu perdebatan tentang bagaimana Riot Games memandang pemain mereka dan standar ganda yang tampaknya diterapkan.
Menurut FNS, jika Riot dapat secara terbuka mengejek pemain dalam siaran langsung, sangat tidak adil bagi pemain tersebut untuk dihukum atas perilaku yang sama, seperti BMing (Bad Manners) terhadap lawan.
Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas dan kesetaraan dalam penanganan pemain dan konten yang disajikan oleh Riot dalam event-event besar seperti VCT.
Simak Juga
Ling Kairi dan Kebangkitan Meta Assassin di MPL ID S13
Dampak dari Sikap Tidak Konsisten Riot pada Profesional Esports
Ketidakkonsistenan ini terkait cara pemain diolok-olok di udara dan penanganan Riot atas pelanggaran yang dilakukan oleh pemain selama pertandingan.
Sementara pemain bisa dikenakan denda atau peringatan untuk tindakan seperti tea-bagging atau penggunaan bahasa kasar, produksi Riot sering kali terlihat melakukan hal serupa tanpa konsekuensi yang jelas.
Ini menimbulkan standar ganda yang jelas, dimana perilaku yang dianggap tidak pantas jika dilakukan oleh pemain, menjadi bahan tertawaan ketika dilakukan oleh produksi. Hal ini tidak hanya merusak persepsi keadilan dalam kompetisi esports, tetapi juga kepercayaan antara pemain, penggemar, dan penyelenggara turnamen.
Perlunya Transparansi dan Keadilan dalam Esports
Penting bagi penyelenggara seperti Riot Games untuk menerapkan standar yang jelas dan konsisten agar industri esports, khususnya Valorant, dapat terus berkembang.
Perlakuan yang adil terhadap semua pemain dan transparansi dalam setiap aspek produksi dan pengelolaan event adalah kunci.
Ini tidak hanya meningkatkan kualitas siaran dan pengalaman penggemar, tetapi juga memelihara ekosistem esports yang sehat dan kompetitif.
Riot Games, sebagai pemimpin industri, harus mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah ini. Mereka harus menunjukkan komitmen mereka terhadap keadilan dan kesetaraan, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan mereka.
Perbaikan cara mereka mengelola interaksi dalam game dan siaran adalah langkah penting. Ini menuju lingkungan esports yang lebih positif dan inklusif.