Estimated reading time: 4 minutes

Lambe KatyHelwa Bachmid sempat jadi sorotan karena kisah cintanya dengan Habib Bahar bin Smith. Lamaran, pernikahan, dan kehidupan bersama tampak seperti dongeng, sampai Helwa memutuskan membuka tabir kejanggalannya. 

Ia menyebut bahwa pernikahan mereka berlangsung diam-diam selama satu tahun dan bahwa di balik senyum itu, ada rasa sakit yang dalam. Dari unggahan Instagram miliknya, Helwa menuliskan:

“Ga nyangka ya kamu menutupi pernikahan kita sudah satu tahun dan selama satu tahun ini hidupku penuh kamu buat menderita. Segala kekecewaan full km kasih ke aku.” Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?

Awal Mula Lamaran

Momen awal pernikahan antara keduanya ini terasa unik. Ketika Habib Bahar melamar Helwa, menurut pengakuannya, ia menolak terlebih dahulu. Namun, kata-kata Bahar meyakinkan Helwa. 

Cincin yang ia berikan pun sangat sederhana, hanya 2 gram, tanpa mahar uang sepeser pun. Helwa menyatakan, “Entah kenapa aku terhionotis dengan kata-kata yg meyakinkan aku untuk menerima lamarannya.” Mereka menikah dengan saksi dari kedua keluarga. 

Kejanggalan Besar yang Dilontarkan Helwa

Helwa mengungkapkan beberapa kejadian yang membuat pernikahan ini terasa jauh dari harapan. Salah satunya, saat resepsi, ponsel keluarganya diambil. “Di sini aku antara bahagia, bingung dan sedih.”

“Kenapa pas di hari bahagiaku hp mama, adik-adikku, omku dan sepupuku HP diambil semua pakai nampan oleh anak buahnya Habib Bahar Smith,” jawab Helwa dalam unggahannya.

Tindakan ini menurutnya merupakan suatu kontrol yang berlebihan, karena itu sama saja menyerahkan privasi kepada pihak lain. Hal terebut menimbulkan keraguan besar di benaknya tentang motif pernikahan ini.

Janji Umrah

Bukan cuma tentang kontrol, Helwa juga menyebut kegagalan janji besar dari Habib Bahar. Menurut Helwa, Bahar pernah berjanji memberangkatkan ibunya (Helwa) untuk ibadah umrah. 

Lebih jauh lagi, Bahar juga konon menjamin kehidupan adik-adik Helwa. Janji-janji itu membuat Helwa sempat optimis bahwa pernikahan ini akan membawa stabilitas ekonomi dan spiritual.

Namun, kenyataannya berbeda. “Tapi semuanya nihil,” tulis Helwa. Nggak ada umrah, atau dukungan nyata untuk adik-adiknya, semua tinggal kata-kata manis di awal pernikahan. Kekecewaan ini kemudian mencuat sebagai salah satu akar masalah pernikahan mereka.

Tersiksa, tapi Tetap Terlihat Sabar

Meski kesakitannya besar, Helwa memilih bicara dengan tenang, nggak dalam nada marah berlebihan. Ia menuturkan rasa bingung, sedih, sekaligus kecewa secara jujur di media sosial. 

Nggak ada ajakan drama besar atau serangan publik, yang muncul lebih ke sorotan jujur akan luka batin. Helwa selama ini merasa dikhianati dengan cara yang halus dan menyakitkan.

Reaksi Publik

Ungkapan Helwa segera viral. Banyak warganet merasa iba dan surprise. Ada yang dukung penuh, ada pula ragu-ragu tentang kebenarannya. Namun, hal ini memicu kontroversi soal habib dan gus.

Media gosip pun langsung memanfaatkan momennya. Seolah membuka lembar baru untuk gosip Habib Bahar dan Helwa. Liputan selalu muncul, menghadirkan versi Helwa sebagai perempuan tersakiti yang berani membongkar sisi gelap Habib Bahar.

Apa yang Dipertanyakan?

Helwa mengangkat banyak pertanyaan besar, kenapa ponsel keluarganya disita, kapan janji-janji besar akan ditepati, dan kenapa selama pernikahan ia merasa dikecewakan. Semua pertanyaan ini menyiratkan rasa keadilan yang hilang dalam hubungan.

Sementara itu, pihak suami (Habib Bahar) belum memberi penjelasan penuh atas semua tudingan. Oleh karena itu, gosip ini membuat publik menunggu lebih banyak klarifikasi. Apakah ini sekadar kesalahpahaman? 

Atau ada struktur kuasa yang lebih kompleks dalam rumah tangga mereka? Bagi publik, rekonsiliasi atau klarifikasi menjadi hal kunci. Banyak yang berharap agar Helwa mendapat jawaban jujur. Bukan sekadar janji manis yang hilang setelah kamera dimatikan.

Bagaimana Kelanjutannya?

Kisah Helwa Bachmid dan Habib Bahar membuka satu pelajaran berharga. Untuk publik, ini menjadi pengingat bahwa pernikahan harus dilandasi dengan logika dan akal sehat. Momen ini juga membuktikan bahwa perempuan bisa berbicara lantang soal luka batin dan harapannya. 

Helwa adalah model sekaligus perempuan yang punya hak mengevaluasi pernikahan. Publik pun jadi semakin peka soal bagaimana ikatan pernikahan harus dibarengi dengan kejujuran, jadi nggak hanya kata cinta dan janji besar.

Akhirnya, pengakuan Helwa Bachmid soal kejanggalan pernikahan dengan Habib Bahar bin Smith jadi titik balik dalam hubungan ini. Helwa memilih untuk nggak diam, meskipun risikonya besar. 

Helwa nggak menuntut balas dendam, melainkan keadilan atas luka yang dirasakan. Ia membuka matanya sendiri dan publik bersamanya. Cinta itu butuh lebih dari kata, tapi juga tanggung jawab sejati.

Sumber : banyumas.viva.co.id