Estimated reading time: 4 minutes

Lambe Katy – Nama Azizah Salsha kembali jadi perbincangan hangat. Sejak kabar perceraiannya dengan pesepak bola Pratama Arhan mencuat, Zize, begitu ia akrab disapa, tak pernah lepas dari gosip. Sayangnya, gosip itu bukan soal prestasi, tapi kritik yang terus mengarah kepadanya.

Situasi itu bikin ayahnya, Andre Rosiade, angkat bicara. Di channel YouTube Richard Lee, anggota DPR RI tersebut akhirnya menumpahkan isi hatinya. Andre mempertanyakan kenapa banyak orang yang seolah menikmati menjatuhkan anaknya.

“Urusan Azizah, dosanya apa sih sama orang? Anak saya? Saya nggak bela anak saya nih. Saya ingin jawaban rasional aja,” ungkap Andre. Kalimat itu seakan-akan pembelaan seorang ayah yang sudah tak tahan melihat anaknya terus jadi bahan gunjingan.

Dari Sorotan ke Serangan

Sejak menikah dengan Pratama Arhan, Zize sudah jadi pusat perhatian. Pernikahan mereka yang berlangsung mewah sempat dianggap sebagai kisah cinta yang ideal. Namun, seiring berjalannya waktu, rumah tangga itu mulai menunjukkan retak kecil.

Ketika kabar perceraian resmi muncul, publik langsung menuding berbagai hal. Banyak yang melempar spekulasi liar tanpa tahu duduk perkaranya. Di situlah cancel culture mulai terasa. Setiap unggahan Azizah di media sosial diserbu komentar nyinyir. 

Padahal, seperti kata Andre, keputusan mereka untuk berpisah bukan karena hal buruk.  “Mereka pisah, putusan pengadilan dokter udah pernah baca nggak? Berpisah baik-baik karena memang ketidakcocokan. Mereka pisah baik-baik gitu lo,” tegasnya. 

Andre: “Azizah Udah Banyak Memaafkan Orang”

Dalam pembicaraan itu, Andre juga menyinggung bagaimana Zize sudah banyak bersabar menghadapi berbagai fitnah. Sebagai ayah, ia tahu kalau putrinya sudah melewati masa sulit dengan kepala tegak.

“Ya Azizah kan selama ini sudah banyak memaafkan orang. Jadi dok, Azizah itu sudah banyak memaafkan orang dengan status TSK,” kata Andre dengan nada serius.

Hal itu menyiratkan betapa berat tekanan yang harus ditanggung Zize. Di usia yang masih muda, ia harus menghadapi perceraian, tapi juga gunjingan netizen. Bagi Andre, sikap sabar anaknya itu patut dihargai. 

Ia bahkan menegaskan, kalau ada pihak yang kelewat batas dan menebar fitnah, maka jalur hukum bisa jadi pilihan. “Kadang-kadang supaya pembelajaran kemudian hari, orang jangan gampang memfitnah ya butuh juga ada yang masuk penjara mungkin. Jadi jalani saja proses hukumnya,” ujarnya.

Fenomena Cancel Culture yang Kebablasan

Kasus Zize ini sebenarnya bukan pertama kali selebriti Tanah Air jadi korban cancel culture. Di era media sosial, satu kesalahan kecil bisa melebar tanpa kendali. Orang-orang merasa bebas menilai, menghakimi, bahkan menghukum tanpa tahu kebenarannya.

Yang menarik, cancel culture nggak lagi soal perilaku buruk, tapi sering muncul dari perbedaan pandangan atau gosip yang belum jelas. Publik lebih suka bersuara cepat tanpa cek fakta.

Dalam kasus Azizah Salsha, banyak komentar yang bahkan nggak nyambung dengan inti masalah. Ada yang menyerang penampilannya, gaya bicara, sampai keluarga besarnya. Seolah-olah setiap sisi hidupnya pantas dihakimi. 

Menjaga Privasi

Nggak bisa dipungkiri, jadi figur publik memang berarti siap disorot. Namun, batasnya tetap ada. Publik punya hak untuk tahu, tapi bukan untuk menghakimi tanpa dasar.

Azizah mungkin lahir dari keluarga yang dikenal publik. Tapi itu nggak berarti hidupnya bisa jadi bahan gosip tanpa batas. Apalagi jika tuduhan yang dilempar nggak punya bukti jelas.

Dalam dunia hiburan dan media sosial sekarang, garis antara “terkenal” dan “terbuka” makin kabur. Banyak orang lupa kalau di balik nama besar, ada perasaan yang juga bisa terluka.

Cancel culture sering dimulai dari hal kecil, komentar iseng, rumor, atau potongan video. Nah, efeknya bisa besar. Bisa bikin seseorang trauma, kehilangan pekerjaan, bahkan menarik diri dari dunia publik.

Andre Rosiade: Ayah Sekaligus Benteng

Bagi Andre Rosiade, semua ini bukan sekadar urusan gosip. Ini soal bagaimana seorang ayah berjuang menjaga martabat anaknya di tengah opini publik yang ganas.

Ia nggak sedang minta belas kasihan. Ia hanya ingin keadilan. “Saya nggak bela anak saya nih,” katanya dengan nada menahan emosi. Kalimat itu terdengar tegas tapi juga menyimpan luka batin seorang ayah.

Karena pada dasarnya, apa yang diinginkan Andre sederhana: agar publik menilai anaknya dengan rasional, bukan dari potongan cerita yang belum tentu benar.

Ia tahu, Zize sudah cukup kuat menghadapi semua ini. Namun, sebagai orang tua, diam bukan pilihan. Andre memilih bicara agar publik sadar bahwa cancel culture bukan hal sepele. Itu bisa menghancurkan seseorang tanpa kesempatan untuk membela diri.

Reaksi Publik yang Terbelah

Pernyataan Andre langsung ramai di media sosial. Ada yang mendukung sikapnya, menyebut kalau cancel culture memang sudah kelewat batas. Namun, ada juga yang tetap skeptis, menganggap pembelaan itu cuma bentuk emosi seorang ayah.

Meski begitu, suara Andre membuka ruang diskusi yang lebih besar tentang batas wajar dalam mengomentari kehidupan orang lain. Publik mulai sadar bahwa apa yang mereka tulis di kolom komentar bisa berdampak nyata. 

Refleksi untuk Zize

Di era digital, gosip bisa menyebar lebih cepat dari fakta. Namun, bukan berarti kita harus ikut arus tanpa berpikir. Azizah Salsha mungkin salah satu contoh paling nyata bagaimana media sosial bisa berubah jadi pedang bermata dua. 

Di satu sisi, memberi popularitas. Di sisi lain, bisa melukai tanpa ampun. Ucapan Andre “Dosanya apa sih?” jadi semacam tamparan buat publik. Pertanyaan itu mengajak kita menilai ulang, apakah semua yang viral harus dijatuhkan? 

Kondisi Zize Sekarang

Cancel culture mungkin terasa ringan buat yang melempar komentar, tapi bisa jadi beban berat buat yang dijatuhkan.

Sebagai ayah, Andre cuma ingin melindungi anaknya. Sebagai publik, seharusnya kita bisa belajar untuk lebih bijak sebelum menghakimi.

Kadang, satu kalimat bisa menyelamatkan reputasi. Namun, satu komentar tajam bisa menghancurkan segalanya.

Sumber : www.brilio.net