Habib Jafar Bicara Soal Kasus Onad, Bikin Haru
Daftar Isi
Estimated reading time: 5 minutes
Lambe Katy – Di tengah gemparnya kabar penangkapan Onadio Leonardo (Onad) karena kasus narkoba, nama Habib Jafar ikut jadi sorotan. Keduanya dikenal dekat lewat berbagai podcast dan kolaborasi di media sosial.
Hubungan mereka ini unik antara ulama muda dan musisi nyentrik, sering mencuri perhatian, karena memperlihatkan sisi toleransi hangat. Saat kabar penangkapan Onad mencuat, publik menunggu bagaimana tanggapan Habib Jafar.
Sebagai sosok yang dikenal santai, tapi tegas soal nilai kemanusiaan, banyak yang penasaran bagaimana ia memandang kasus ini. Ternyata, ia menanggapinya dengan ketenangan dan empati, loh!
Reaksi Habib Jafar: Kaget, tapi Tetap Merangkul
Lewat podcast Deddy Corbuzier, Habib Jafar akhirnya buka suara. Ia mengaku cukup terkejut mendengar kabar bahwa Onad tersandung kasus narkoba. “Gue kenal Onad itu sebagai saudara yang sangat baik, bahkan pejuang bersama dalam toleransi beragama,” ucap Habib Jafar dalam podcast tersebut.
Ia melanjutkan, “Itu sisi yang gue kenal tentang Onad, dan sisi lainnya gue nggak kenal. Makanya, gue kaget kemarin.” Dari tutur katanya, terlihat jelas rasa sayang seorang sahabat yang kecewa, tapi nggak meninggalkan.
Habib Jafar memilih untuk nggak langsung menilai. Ia menahan diri dan memberi ruang bagi Onad untuk bicara tentang kesalahannya sendiri. “Terkait itu yang ngerti adalah Onad, sehingga yang etis dan pantas untuk cerita menurut gue adalah Onad,” tegasnya.
Sikap Toleransi dan Empati yang Konsisten
Selama ini, Habib Jafar memang dikenal karena cara pandangnya yang terbuka terhadap siapa pun. Ia sering hadir di berbagai acara lintas agama dan komunitas, mengedepankan nilai kemanusiaan di atas perbedaan. Dalam konteks kasus Onad, nilai itu kembali terlihat.
Alih-alih menjauh, Habib justru menegaskan bahwa ia ingin merangkul sang sahabat agar bisa kembali ke jalur yang benar. “Kita nggak boleh menutup hati untuk memeluk orang yang salah, agar kembali ke jalan yang benar,” katanya dengan tenang.
Kalimat itu sederhana, tapi maknanya dalam banget. Ia menunjukkan bahwa empati nggak berarti menutup mata terhadap kesalahan, melainkan memberi kesempatan bagi seseorang untuk memperbaiki diri. Bagi Habib Jafar, selalu ada jalan untuk bangkit.
Memaafkan Bukan Berarti Memaklumi
Menariknya, meski dikenal lembut, Habib Jafar nggak menafikan bahwa perbuatan salah tetap punya konsekuensi. Ia menegaskan bahwa memaafkan nggak sama dengan membenarkan.
“Kita juga nggak boleh menutup mata terhadap kesalahan yang dilakukan orang, yang ia harus mempertanggungjawabkan kesalahannya agar menjadi efek jera,” ungkapnya. Pandangan ini mencerminkan keseimbangan kasih sayang dan tanggung jawab moral.
Bahwa setiap kesalahan perlu dihadapi, bukan dihindari. Namun, cara menghadapi kesalahan itu bisa beradab, tanpa menghina, menghakimi. Ia seolah ingin mengingatkan publik untuk nggak ikut-ikutan menyeret seseorang lebih dalam ke jurang kesalahan.
Onad dan Proses Rehabilitasi
Sementara itu, Onad sendiri kini sedang menjalani masa rehabilitasi di salah satu fasilitas di Jakarta Selatan. Proses ini dijalani setelah permohonan rehabilitasinya dikabulkan oleh pihak berwenang.
Polisi menyebut Onad menunjukkan rasa penyesalan dan keinginan kuat untuk sembuh dari ketergantungan narkoba. Kasie Humas Polres Metro Jakarta Barat, AKP Wisnu Wirawan, mengatakan, “Pastinya ada keinginan untuk sembuh dan pastinya menyesal.”
Pernyataan ini memperkuat gambaran bahwa Onad memang ingin berubah. Dukungan dari orang-orang terdekat, termasuk sang istri Beby Prisilia dan sahabat seperti Habib Jafar, jadi energi besar buatnya.
Di momen ini, publik pun berharap Onad bisa memanfaatkan waktu rehabilitasi untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Kehadiran figur seperti Habib Jafar di sisi Onad memberi warna tersendiri.
Pesan Moral yang Tersirat
Kalau kamu perhatikan, apa yang disampaikan Habib Jafar sebenarnya lebih dari sekadar tanggapan soal kasus. Pesan yang ia bawa mengarah pada nilai universal tentang memanusiakan manusia.
Bahwa ketika seseorang jatuh, yang dibutuhkan bukan serangan, tapi tangan yang siap menariknya kembali berdiri. Sikap ini jadi cerminan bahwa kebaikan nggak harus keras kepala.
Kamu bisa tetap tegas tanpa kehilangan sisi lembut. Dalam konteks publik figur seperti Habib Jafar, ini jadi contoh nyata bagaimana keimanan dan empati bisa berjalan berdampingan.
Nggak heran kalau warganet banyak yang memuji tanggapan Habib. Di media sosial, banyak komentar yang menilai pesannya menenangkan dan penuh makna. Ada yang bilang, “Kalau semua orang kayak Habib Jafar, mungkin dunia bakal lebih damai.”
Relasi yang Lebih dari Sekadar Pertemanan
Hubungan antara Habib Jafar dan Onad bukan hubungan biasa. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, tapi saling menghargai. Dari situ, publik belajar bahwa perbedaan nggak selalu jadi penghalang. Justru di situ kadang muncul pelajaran paling berharga.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, keduanya sering berbincang soal isu sosial, agama, hingga kehidupan modern. Gaya bicara Onad yang blak-blakan justru dilengkapi dengan ketenangan khas Habib Jafar.
Kombinasi itu bikin banyak orang merasa dekat dan belajar tentang toleransi dengan cara yang ringan tapi membekas. Kasus ini memang pahit, tapi bisa jadi titik balik untuk keduanya. Onad belajar dari kesalahan, sementara Habib menunjukkan arti sahabat sejati.
Publik dan Harapan yang Sama
Kasus Onad memang ramai dibicarakan, tapi tanggapan bijak dari Habib Jafar memberi arah baru dalam percakapan publik. Ia seolah menenangkan suasana yang sempat panas dan penuh cibiran.
Nah, kehadiran suara seperti Habib Jafar penting banget. Ia nggak hanya berbicara soal agama, tapi tentang rasa kemanusiaan yang sering dilupakan. Pesannya sederhana, nggak semua orang yang salah harus dibuang, kadang mereka cuma butuh dirangkul.
Bijak Tanpa Menggurui
Dari tanggapan Beliau, ada pelajaran besar yang bisa kamu ambil. Bahwa kesalahan seseorang nggak menghapus kebaikan yang pernah ia lakukan. Setiap orang punya peluang untuk berubah, dan dukungan dari orang sekitar bisa jadi kunci utamanya.
Sikapnya yang lembut tapi tegas membuatnya jadi contoh publik figur yang punya hati besar. Di tengah isu sensitif, ia memilih jalan yang tenang dan rasional. Nah, mungkin, kata-kata Habib Jafar-lah yang paling menenangkan.
Sumber : www.insertlive.com
